‘Kadang-kadang lebih terasa menyakitkan bagi manusia untuk kehilangan sesuatu yang disayanginya daripada tak pernah memilikinya sama sekali.’ [Gadis Jeruk, Hal.205]
Film ‘Sad Movie’ ini emang ada bagian sedihnya, dan punya sad ending. Tapi film ini sangat unik dan atmosfernya lebih kental dengan suasana romantis komedi daripada kesedihan itu sendiri.
Sad Movie dirilis pada tahun 2005 di South Korean, directed & written by Kwon Jong-kwan, starring by Jung Woo-Sung, Im Su-Jung, Cha Tae-Hyun, Yeom Jung-Ah , Shin Min-Ah, Son Tae-Yung, and Lee Ki-Woo. – yeah, I must be so late watch this movie right now -
Film ini terdiri dari 4 cerita yang walau terpisah-pisah tapi semua saling terkait. Pertama tentang seorang pemadam kebakaran yang mau melamar gadis yang dicintainya, tapi menunggu saat yang tepat. Sementara gadis itu terus membayangkan kekasihnya itu lebih memikirkan dia sebelum tiap saat ia lompat dalam bahaya waktu menjalankan tugasnya. Pemadam kebakaran tersebut akhirnya tewas disaat bertugas, meninggalkan cincin untuk sang gadis.
Cerita kedua tentang seorang anak nakal yang selalu marah pada ibunya yang terus menerus sibuk. Hubungan mereka membaik disaat ibu harus terbaring di rumah sakit. Hingga akhirnya sang ibu pergi karena penyakit kankernya.
Cerita ketiga tentang seorang gadis yang cantik tapi memiliki bekas luka bakar di pipi. Ia bekerja sebagai pelaku boneka putri salju ala badut di sebuah taman bermain. Seorang pelukis muda selalu tertarik untuk melukis wajahnya, namun gadis itu selalu menghindar. Tepat sehari sebelum esoknya pelukis itu pergi ke luar negeri untuk sekolah, mereka saling bertemu. Pelukis itu melukis wajah gadis itu tanpa cacat.
Cerita keempat tentang seorang wanita sederhana yang menginginkan seorang laki-laki dengan pekerjaan mapan, untuk itu ia memutuskan kekasihnya. Sang kekasih tidak mau berpisah, sehingga ia akhirnya ia menjadi pembawa berita putus atau cerai untuk banyak orang dan mendapatkan uang dari situ. Namun semua sia-sia, akhirnya ia memang harus pergi dan merelakan wanita tersebut.
Cerita-cerita diatas emang terkesan sedih dan putus asa. Tapi penggambaran film itu tetap penuh warna-warni dengan gambar-gambar yang cantik dan diiringi tone musik yang mengharukan tapi tidak menyesakkan.
Endingnya walau menggambarkan duka, tapi sebenarnya tiap karakter dalam film tersebut mendapatkan jawaban-jawaban terindah dari pertanyaan mereka akan cinta dan hidup. Mungkin tak semua jawaban itu disajikan dalam piring bernama keriangan, tapi semua jawaban memberi kunci pada tiap hati. Seperti kisah si anak nakal, walo ibunya meninggal, tapi akhirnya ia tahu bahwa ibunya sangat sayang padanya. Begitupun kisah lain. Bahkan tentang cowok yang akhirnya harus melepas kekasihnya, dia menangis sedih tapi dia tahu kebahagiaan kekasihnya bukanlah dengan bersamanya.
It’s a beautiful movie, though the title is ‘Sad Movie’.
Film ini berhasil membuat kesedihan sebagai sesuatu yang gak selamanya dark. It happens to everyone, everywhere, everytime. Kesedihan diterima sebagai sesuatu yang normal dan sah, begitupula dengan air mata dan kelemahan hati saat menyadari bahwa mencintai juga bukanlah sesuatu yang mudah; there’s a time to sacrifice and to accept a good bye.
Dan semua orang, saya yakin punya sad movie-nya sendiri-sendiri. But how will you create it, it’s up to you. Mau dibikin tragis, dibikin destruktif, atau sebaliknya, dibikin jadi motivasi, atau sekedar rangkaian memori, terserah.
One thing for sure, behind the darkness, there must be a space to color.